Sudah tidak asing lagi bagi kita
kalau mendengar kata sumpit, sumpit
sendiri merupakan alat yang digunakan oleh orang Jepang sebagai peralatan untuk makan, di Indonesia sendiri menggunakan sumpit sebagai media untuk makan sudah tidak asing lagi dilakukan, baik di restoran besar
maupun kecil.
Yang ingin diceritakan disini
bukanlah berasal dari mana sumpit itu, tapi ingin menceritakan bahwa kesabaran yang dapat diambil dalam
belajar memakai sumpit. Sumpit
mengajarkan kita begitu banyak kesabaran, mengapa? karena belajar menggunakan sumpit
tidaklah semudah yang dibayangkan, butuh kesabaran untuk
bisa menggunakannya.
Semakin sering
kita berlatih, semakin besar dan mudah kita untuk menggukannya, begitupun
dalam hidup ini, berusahalah sekuat mungkin agar kita selalu bersabar dalam
keadaan apapun. Semakin sering kita mengasah kemampuan, semakin sering kita
belajar maka kita akan semakin banyak mendapatkan ilmu pengetahuan dan semakin
bertambah wawasan terhadap sesuatu bidang.
Menulis
misalnya, seorang penulis yang hebat yang tulisannya selalu menjadi best seller, tidaklah lahir dari cara
instan. Mereka mengalami penolakan demi penolakan sebelum karya mereka
diterbitkan dan diterima masyarakat umum. Penolakan tersebut tidak membuat
mereka berhenti sampai di satu penolakan, mereka tetap berusaha sampai tulisan
layak untuk diterbitkan.
Selain
mengalami hal di atas, penulis juga tidak langsung hebat seperti yang kita
orang awam ketahui. Mereka dalam melahirkan karya-karya, maka terlebih dahulu mereka
telah membaca baca banyak sekali buku-buku yang memberikan wawasan mereka
bertambah luas, sehingga dari banyaknya buku yang mereka baca mereka bisa
melahirkan tulisan baru yang dikembangkan.
Seperti kalimat
yang ditulis oleh penulis best seller
Tere Liye dalam alah satu bukunya “Pelaut yang ulung tidak
lahir dari ombak yang tenang”.
Kemampuan itu
bisa karena biasa, sesuatu yang terlihat mudah karena sudah menjadi kebiasaan (Habbit). Jika hal ini kita bawakan ke dalam diri
kita, seperti sudah dijelaskan ditulisan
sebelumnya, apakah tips pada bagian
sebelumnya
sudah dipraktekkan?
Jika sudah,
semoga saat membaca pada bagian
ini, kita sudah
mempunyai kebiasaan (Habbit) dalam
melatih otak untuk selalu berfikir positif.
Adapun pesan
yang ingin disampaikan pada bagian ini adalah, bahwa apapun yang kita lakukan,
lakukanlah dengan sepenuh hati, jika belum berhasil coba lagi, tidak ada proses
yang instan, gagal lagi coba lagi, hingga saatnya kita temukan satu trik yang
bisa membuat kita bisa melakukannya. Tak perlu berkecil hati jika kamu masih
menemukan kegagalan.
Setiap orang memiliki kecerdasan masing-masing, kita berbeda dengan
orang lain, cara yang orang lain lakukan belum tentu sama dengan cara yang kita
lakukan. Tapi yakin lah setiap orang ingin hasil yang baik. Maka lakukanlan
segala sesuatu dengan semangat untuk BISA
*Hamsiah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar