Rabu, 15 Juli 2020

Kisah di Balik Sumpit

Sudah tidak asing lagi bagi kita kalau mendengar kata sumpit, sumpit sendiri merupakan alat yang digunakan oleh orang Jepang sebagai peralatan untuk makan, di Indonesia sendiri menggunakan sumpit sebagai media untuk  makan sudah tidak asing lagi dilakukan, baik di restoran besar maupun kecil.

Yang ingin diceritakan disini bukanlah berasal dari mana sumpit itu, tapi ingin menceritakan bahwa kesabaran yang dapat diambil dalam belajar memakai sumpit. Sumpit mengajarkan kita begitu banyak kesabaran, mengapa? karena belajar menggunakan sumpit tidaklah semudah yang dibayangkan, butuh kesabaran untuk bisa menggunakannya.

Semakin sering kita berlatih, semakin besar dan mudah kita untuk menggukannya, begitupun dalam hidup ini, berusahalah sekuat mungkin agar kita selalu bersabar dalam keadaan apapun. Semakin sering kita mengasah kemampuan, semakin sering kita belajar maka kita akan semakin banyak mendapatkan ilmu pengetahuan dan semakin bertambah wawasan terhadap sesuatu bidang.

Menulis misalnya, seorang penulis yang hebat yang tulisannya selalu menjadi best seller, tidaklah lahir dari cara instan. Mereka mengalami penolakan demi penolakan sebelum karya mereka diterbitkan dan diterima masyarakat umum. Penolakan tersebut tidak membuat mereka berhenti sampai di satu penolakan, mereka tetap berusaha sampai tulisan layak untuk diterbitkan.

Selain mengalami hal di atas, penulis juga tidak langsung hebat seperti yang kita orang awam ketahui. Mereka dalam melahirkan karya-karya, maka terlebih dahulu mereka telah membaca baca banyak sekali buku-buku yang memberikan wawasan mereka bertambah luas, sehingga dari banyaknya buku yang mereka baca mereka bisa melahirkan tulisan baru yang dikembangkan.

Seperti kalimat yang ditulis oleh penulis best seller Tere Liye dalam alah satu bukunya “Pelaut yang ulung tidak lahir dari ombak yang tenang”.

Kemampuan itu bisa karena biasa, sesuatu yang terlihat mudah karena sudah menjadi kebiasaan (Habbit). Jika hal ini kita bawakan ke dalam diri kita, seperti sudah dijelaskan  ditulisan sebelumnya, apakah tips pada bagian sebelumnya sudah dipraktekkan?

Jika sudah, semoga saat membaca pada bagian ini, kita sudah mempunyai kebiasaan (Habbit) dalam melatih otak untuk selalu berfikir positif.

Adapun pesan yang ingin disampaikan pada bagian ini adalah, bahwa apapun yang kita lakukan, lakukanlah dengan sepenuh hati, jika belum berhasil coba lagi, tidak ada proses yang instan, gagal lagi coba lagi, hingga saatnya kita temukan satu trik yang bisa membuat kita bisa melakukannya. Tak perlu berkecil hati jika kamu masih menemukan kegagalan.

Setiap orang memiliki kecerdasan masing-masing, kita berbeda dengan orang lain, cara yang orang lain lakukan belum tentu sama dengan cara yang kita lakukan. Tapi yakin lah setiap orang ingin hasil yang baik. Maka lakukanlan segala sesuatu dengan semangat untuk BISA

*Hamsiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar