Terkadang dalam kehidupan ini ada begitu banyak hal
terjadi yang tidak kita sukai dan tidak diinginkan. Bahagia dan sedih seperti
dua sisi mata uang yang tidak bisa terpisahkan dari setiap orang yang masih
bisa bernapas didunia ini.
Jika rasa sedih hanya dilihat dari satu arah saja, maka
sangat sulit sekali kita menemukan kata bahagia. terlalu terfokus pada rasa
sedih dan mengkesampingkan kebahiagan-kebahagian yang telah ada disekitar kita
adalah kegiatan yang sia-sia.
Mari sejenak kita merenungi dan beristirahat dari semua
lelah, pernahkah kita berfikir bahwa kita adalah orang yang sangat beruntung??
Kenapa kita adalah orang beruntung?
Karena jika kita menghitung kenikmatan yang sedang kita
pakai sehari-hari secara Cuma-Cuma? Mampukah?
Mulai dari pagi hari bangun tidur, apa yang pertama kali
kita lakukan?? Tentunya adalah kita memerlukan oksigen untuk bernapas, nah
oksigen ini adalah sesuatu yang sangat mahal harganya. Coba kita bandingkan
diluar sana saudara-saudara kita yang sedang dirawat dirumahsakit, dengan biaya
yang tidak sedikit untuk membayar satu tabung oksigen, dan berapa banyak tabung
oksigen yang ia butuhkan sehari.
Setelah oksigen, mari kita liat ketubuh kita kembali,
bersyukurlah bahwa kita masih memiliki mata yang sehat yang kita gunakan untuk
melihat, diluar sana juga banyak saudara kita yang tidak seberuntung kita, yang
tidak bisa melihat indahnya dunia.
Itu hanyalah sebagian kecil dan sebagian dari anggota
tubuh yang nampak yang harus kita syukuri. jika kita telusuri lebih dalam lagi.
Organ organ yang sangat penting dan mahal sekali yang juga kita gunakan secara
gratis, Jantung, Ginjal, Hati, pernahkah kita berfikir jika organ-organ ini
rusak,,kemana kita akan cari. Karena kita telah diberi masing-masing jatah oleh
sang pencipta. Mari kita jaga dan kita rawat dengan hati yang penuh rasa
syukur.
Sama halnya seperti objek dalam foto yang kebetulan saya
ambil saat acara Outbound LPPM Unand di Malibo Anai Sumatera Barat (9/3/19).
Sekilas dalam foto yang menjadi objek hanyalah rumput
yang tumbuh di jalan yang sama sekali tidak dianggap dan tidak sama sekalipun
dilirik. Terkadang Oleh seorang petani rumput adalah tumbuhan yang harus
dibasmi karena merusak tanaman yang sedang digarapnya.
aduh kasiannya sang rumput, jika dia mampu berbicara
pasti ia akan membela diri “bahwa ia juga mahkluk tuhan yang punya hak untuk
hidup”.
Alhasil, karena hanya melihat dari satu arah, rumput
menjadi sesuatu yang sangat tidak berharga. Akan berbeda jika kita melihat dari
sudut pandang yang lain.
Rumput akan bernilai sangat indah sekali dan berharga
sangat mahal jika dia berada ditangan orang yang profesional. Dia tidak
menganggap rumput adalah sesuatu yang harus dimusnahkan. Tetapi ia akan
menjadikan rumput menjadi sesuatu yang sangat indah yang bisa dinikmati oleh
banyak orang. Dengan segala upaya, keterampilan, kegigihan, dan kreatifitas,
ide-ide sehingga rumput menjadi objek yang indah.
Nah dari analogi diatas, terkadang kita hanya melihat
dari satu arah saja, tanpa mau melihat sesuatu dari arah yang berbeda. Terlalu
mudah mengambil keputusan bahwa sesuatu itu tidak berharga. Yang berharga
adalah yang sedang dirawat, dibina saja.
Tapi apakah kita sadar, kita hanya sedang terfokus pada
diri sendiri tanpa mau peduli dengan orang luar. Rumput yang kita anggap tidak
berharga, malah dilingkungan luar sana ia diistimewakan.
Dari analogi diatas semoga kita bisa belajar melihat dari
dua sudut pandang yang berbeda. Bahwa semua orang yang diciptakan oleh sang
pencipta adalah istimewa, setiap orang punya kelebihan dan kelemahan
masing-masing.
Jika kita dianugrahkan kelebihan, semoga bisa kita
gunakan dengan sebaik-baiknya, tidak semena mena dengan kelebihan yang kita
miliki. Berbagi dan berbuat baiklah, karena apapun yang kita lakukan akan
dibalas sama, meski terkadang oleh orang yang berbeda.
Sebaiknya, atas kekurangan yang kita miliki, jangan
berkecil hati, mari kita berusaha dan berikhtiar atas kekurangan semoga kita
bisa mendapat solusi dari apa yang sedang kita alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar