Kamis, 17 Januari 2019

Panti Asuhan


“Panti Asuhan”

Minggu pagi, diawali dengan bunyi “tik...tik..tik...” rintik air hujan turun dari atas atap menambah sejuk suasana pagi di Padang Limau Manis, Sumatera Barat.

Seperti biasa, tubuh ini sudah dialarm untuk terbangun jam 4.00 WIB, sembari melaksanakan sholat malam (Sholat Tahajut), dimana saat hati gelisah saya selalu megadu sama yang maha kuasa. Dialah yang maha mengetahui isi hati, dia juga yang maha mendengar keluh kesah dari setiap hambanya.

Dikeheningan malam, sunyi sepi, saat aktivitas yang lain masih istirahat dalam tidurnya, bangun untuk mengadu mengadahkan kedua tangan kepada sang maha kuasa sungguh suatu karunia yang luar bisa, dikeheningan malam, saya bebas mengadukan apa yang ada didalam hati ini.

“BEBAS” itu lah sebuah kalimat yang mampu mewakili perasaan setelah mengadu sama allah.
Airmata bercucuran, mengalir membasahi pipi, sebagai unggapan betapa hati ini butuh pertongan dari yang maha menciptakan.

Pernah suatu waktu, hati ini sungguh merasakan sedih yang luar bisa, karena hati ini terlanjur mencintai seseorang. Cinta yang tidak seharusnya disimpan dalam hati, cinta yang tumbuh dalam sebuah persahabatan. berkali-kali hati ini ingin lari dari keadaan ini, namun tetap saja rasa itu terus menghantui.

Sebut saja alif, laki-laki yang ada disetiap doaku dia yang aku harapkan mendampingi hidupku, berjuang bersama. rasa ini tumbuh seiriing waktu, tersiman rapi kecuali allah yang lebih mengetahui.
Soal hati, hanya allah lah tempat berharap, sadar bahwa dia ada dalam gengaman allah, begitupun aku sebaliknya. Berharap suatu saat kelak tulisan ini menemukan jawaban.

Dan semoga jawaban itu, adalah dia yang terbaik yang allah kirimkan
Semoga kelak, semua gelisah dihati ini terjawab???

Kembali ke kegiatan hari minggu pagi,
Pagi ini seperti biasanya, kali ini cukup dengan satu bungkus roti dan segelas air putih sebagai penganjal perut.

Tidak lupa pagi ini, sebelum beraktifitas diluar, aku sempatkan melaksanakan dua rakaat sholat dhuha, sebagai ungkapan syukur kepada allah, karena masih diberi kesehatan,  masih bisa bernafas dengan gratis, bayangkan bagaimana teman-teman kita yang sekarang lagi terbaring dirumah sakit, harus menggunakan oksigen untuk bernafas, bersyukur masih memiliki anggota tubuh yang sehat tidak kurang satu pun, bayangkan lagi bagaimana orang diluar sana yang kaki nya sudah cacat, mata tidak berfungsi laki, tangan tidak bisa lagi berfungsi, ada ginjalnya yang tidak berfungsi, maka dari itu ayo kita syukuri apa yang telah allah berikan sepada kita sebagai suatu rahmat yang amat banyak. 

Bersyukur atas rizki yang telah allah berikan. Karena dengan rizki itu kiata bisa makan, memebuhi kebutuhan hidup sehari hari.

Bayangkan diluar sana, banyak kawan-kawan kita, anak-anak kecil, kepala keluarga yang hidupnya serba kekurangan. Mereka hidup dan tinggal di tempat pembuangan sampah. Suatu kondisi yang membuat mereka harus bertahan.

Pemandangan pagi inipun sama, saya mengunjungi salah satu panti asuhan di kota padang, “Panti Asuhan Muhammadiyah”, panti ini khusus untuk laki-laki. kegiatan ini sering saya luangkan, apalagi saat saat sedang ngedrop dan saat sedih datang melanda.

Bahkan Rasuullah SAW juga memerintahkan setiap umatnya untuk memuliakan anak yatim,

Juga didalam harta yang allah titipkan kepada kita, ada hak orang lain yang membutuh kan didalamnya

Sebelum berangkat, saya sempatkan kewarung di depan kos membeli sedikit cemilan kering, untuk dibagikan kepada adik-adik dipanti. Sembari menunggu angkot (Anguktan Kota) yang tidak berapa lama mununggu, akhirnya angkot melaju dari arah pasar baru dan berhenti tepan di depan saya
“pasa diak” kepasar dek sapa bapak sopir
“iyo pak” Iya pak balas saya

Menaiki angkot rute pasar baru- pasar raya, didalamya sudah duduk beberapa orang, salah satu penumpag melemparkan senyuman manis saat sata menaiki angkot.

Didalam angkot, ciri khas angkot padang adalah full musik. Beruntung kali ini saya mendapatkan angkot yang kebetulan sopirnya seorang bapak yang kira-kira berumur 50 jadi musik kali ini lebih slow. Lagu minang menemani para penumpang di dalamnya, tampak mereka menikmati setiap alunan musik minang yang di putar oleh pak sopir.

“kiri pak” berhenti pak. Ucap saya ketika akan turun
Dengan sigap, lampu spion ke kiri dihidupkan oleh pak sopir, menandakan mobil akan berhenti.
Untuk sampai ke panti asuhan, saya harus berjalan lagi masuk gang, sekitar 10 menit, alhamdullah sampai.

Sesampainya di panti
“assalamualaikum pak, bu”
“waalaikum salam” silakan duduk nak
Saya kemudian duduk di sebuah kursi, di sambut pak IL selaku ketua panti dan Ibu Nur sekretaris panti. Kami banyak berbincang terkait suasana keseharian panti

Dituturkan pak Il bahwa panti ini sudah tua sekali, sudah berdiri sejak tahun 1961, dan sekarang lagi dalam proses renovasi, nampak di sebelah ruang kantor sedang di bangun sebuah mesjid.
Setelah berbincang-bincang sama pak il dan bu nur, karena pagi itu adk-adik ada jadwal mengahadiri undangan akikahan, jadi saya tidak bisa lama-lama mengunjungi mereka,

“Bu mohon izin, saya boleh diantar melihat sekitaran panti”?? Tanya saya
“Boleh nak jawab pak Il dan bu Nur”
“Ayo ibu antar kan”.

Bersama bu Nur, saya ditemani mengelilingi beberapa ruang disekitar panti, bertemu dengan adik adik di panti, dalam hati “Subhanallah indah nya kebagahiaan hari ini”
Terakhir sebelum pulang, saya sempat kan mengabadikan dalam bentuk foto, sebagai kenangan dan sebagai obat saat sedih melanda.

Terbukti dan mujarab, Mengunjungi panti bisa menjadi obat kesedihan. Bertemu dengan adik-adik di panti asuhan mengobati hati yang sedang gelisah, melihat senyuman mereka, sungguh pemandangan yang indah, tingkah laku mereka yang riang tanpa ada beban, mampu meluluhkan hati ini.

Sepulang dari panti, Dalam hati, berkali kali dan tak henti-hentinya saya ucapkan syukur, “Alhamdulillah saya  yang sekarang allah lebihkan dari meraka, kenapa jarang bersyukur”??
Subhanallah, alhamdullah, lailahaillalah, allahhuakbar

Dalam hati saya berdoa, “ya allah lancarkan rizki ku dan mampukan aku untuk selalu berbuat baik dan membantu sesama yang membutuhkan”.

Mampukan juga aku untuk selalu merutinkan kegiatan ke panti agar hati ini selalu bersyukur dan mampu mengambil hikmah disetiap kejadian yang engkau berikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar