RFC road to M. Djamil.
(Senin, 27 Mei 2019)
Sesampainya di area perkiraan pintu masuk ke ruangan penyakit dalam RSUD M. Djamil Padang. Sesaat setelah turun dari sepeda motor yang kami kendarai, didepan tampak anak kecil yang sedang mondar mandir seperti bermain, ditemani oleh ibunya. Entah apa yang mereka tunggu,, yang jelas ia sedang menapaki jalan parkir tanpa menggunakan sepatu, sekilas kelihatan adik itu sehat tanpa ada penyakit apapun. Tanpa sengaja mata saya langsung terfokus pada kaki kanan adik yang menyapa kami,, di kaki kanan tersebut kelihatan ada perbankan putih yang masih utuh menempel.
Tiba-tiba dengan riangnya,, sesaat turun dari sepeda motor yang kami parkirkan
"Hai kakak ", Tak tampak sedikit sakit yang dideritanya (sedih banget ingat kejadian ini).
"mau kemana kakak kesini, kenapa pakai kartu yang dikalungkan?"
Spontan saya menjawab "Hai juga adik"
Kakak ada kegiatan relawan, adik ngapain disini? Sama siapa? Siapa Yang sakit?
Dia menjawab
"adek yang sakit, itu sama ibu "😥😥
Sambil tangan kanannya menunjukkan ke sosok perempuan paruh baya, yang sedang duduk disela-sela parkiran motor.
Dengan wajah penuh kegelisahan, entah apa yang mereka tunggu diluar saat itu.
.
.
Sesaat kami tinggalkan adek tersebut untuk kembali ke rombongan Relawan RFCpadang yang sudah berkumpul pas didepan pintu masuk, hari itu kami agenda kerumah sakit untuk memberi sedikit rizki yang telah dititipkan ke RFC (RFC adalah kelompok volunter yang terkumpul dari berbagai kalangan, mahasiswa, dosen, karyawan, IRT, yang bergerak dalam bidang sosial)
Hari ini, kami menyerahkan donasi berupa nasi kotak buat penjaga pasien yang dirawat,,
Setelah beberapa saat, saya kembali menghampiri adik tersebut dan kali ini saya datang dengan membawa beberapa kotak nasi, lalu membagikan ke adik tersebut.
"ini kakak ada sesuatu buat adik", tanpa sempat bilang apa-apa, langsung dibales dengan ucapan "terimakasih kakak" dengan senyuman manisnya,, lalu disalami saya 😥😥
...
Adik ini siapa namanya?
"Baim kak "
Lalu adik sakit apa?
Ibunya menjawab
" Baim menderita penyakit Thalasemia"
.
Saya saat itu tidak paham apa penyakit tersebut, Sesampainya dirumah saya segera saya googling apa kalimat aneh yang baru saya denger
Dan saya baru tau ternyata Thalasemia itu adalah salah satu penyakit kelainan darah.
(Thalasemia adalah kelainan darah bawaan yang ditandai oleh kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal.) penderita akut Thalasemia ini harus menjalani transfusi darah seumur hidup.
Gg kebayang,, adik yang masih kecil,,menderita penyakit tersebut, tapi ia dengan semangat seakan tanpa ada beban dihidupnya,, speechless banget,, terimakasih sedih😥,, kuat banget adik ini yaaa.
Sempat beberapa saat ia mengajak bercanda,,
"kakak ini cantik banget "
" ehhh tapi gg jadi,, pakai banget "
" terimakasih kak "
" baik kali "
Itulah kalimat terakhir yang memisahkan kami dan Baim.
Yang kuat ya Baim, semoga selalu dalam lindungan Allah, meskipun hanya beberapa saat ketemu,, semoga Baim baik-baik saja. Amin alllahumma amin.
.
Bergabung menjadi volunter (relawan) telah banyak memberikan pengalaman baru, berkunjung ke rumah sakit ini juga telah banyak memberikan ilmu2 yang bisa untuk evaluasi diri. Bukan hanya sebagai bentuk kegiatan sosial, namun lebih dari itu, dalam agama kita, islam pun menganjurkan untuk menjaga silaturahmi, salah satunya menjenguk orang yang sedang ditimpa musibah, termasuk yang sedang diberi ujian sakit.
.
.
Karena sesungguhnya setelah itu kita akan mampu untuk berfikir, betapa beruntungnya kita masih diberi kesehatan, harta, dan waktu untuk berkarya.
Salam dari @rfc.padang
Semoga sedikit menginspirasi