Senin, 11 Maret 2019

Komunikasi is Key


Namanya saja juga kunci, tentunya sebagai suatu kunci peran komunikasi sangat lah penting, bagaimana orang lain akan memahami apa yang kita inginkan jika tidak dikomunikasikan. Jangan berharap jika dengan kode-kodean orang akan paham dan memahami yang kita inginkan.

Mulailah berkomunikasi, sampaikan apa yang diinginkan, tidak apa-apa memberanikan diri, jika yang kita sampaikan itu benar maka pendengar akan merespon apa yang kita inginkan. Dan jikapun yang kita sampaikan belum baik, maka sesungguhnya kita sudah belajar untuk mengkomunikasikan apa yang sedang kita keluhkan, sehingga bisa dicarikan solusi terbaik.

Kurangnya komunikasi yang baik, baik itu dalam Tim Kerja (Atasan ke Bawahan, begitu sebaliknya, sesama rekan kerja) maupun dalam suatu hubungan (persahabatan, hubungan keluarga).

Jika dalam dunia kerja tidak terjalinnya komunikasi yang baik disetiap stackholder, baik dari pimpinan ke bawahan ataupun sebaliknya. Maka dipastikan akan timpang tindih dalam manajeman pekerjaan.

Si Bos merasa bahwa anak buahnya tidak becus dan tidak mampu bekerja dengan profesional, setiap perintah tidak dilaksanakan, hasil yang tidak sesuai dengan ekspektasi seorang atasan.

Si Bawahan dengan persfektifnya juga merasakan hal yang sama, menganggap bahwa bos tidak mengerti manajeman, tidak paham administrasi, alhasil pekerjaan dilakukan suka-suka.

Maka apa yang akan terjadi jika komunikasi sudah tidak lagi perjalan dua arah??
Siapa yang disalahkan?

Tentu ini tidak serta merta kesalahan satu orang, Bos ataupun Bawahan. Melainkan kurangnya komunisi antara bos dan anak buahnya. Sibos dengan fikirannya dan bawahan dengan persfektifnya pula.
Menanggapi hal ini, tentu peran komunikasi sangatlah penting, Atasan sebaiknya mengkoordinasikan apa-apa pekerjaan yang akan dikerjakan oleh bawahan, masalah apa yang menjadi kendala, hal apa yang membuat pekerjaan itu mudah ataupun sulit. Jika kendala apa saja yang perlu diperhatikan.

Oleh bawahan, jika menemui kendala terhadap tugas yang diamanahkan oleh atasan, lakukanlah dengan setulus hati, jika menemui kendala sampaikan, jagan didiamkan komunikasikan biar ketemu solusi.

Kisah ini berangkat dari suatu pejaran yang dapat diambil pelajarannya ketika saya mengikuti Outbound LPPM Unand (10/3/19) di Malibo Anai, Padang Sumatera Barat, meskipun yang kami praktekkan saat itu hanyalah bermain akan tetapi manfaatnya sangat luar biasa. seorang pemandu outbound memberikan suatu permainan yang filosofinya identik sekali dengan komunikasi. Permainan itu saya beri nama “Permainan Tali” karena menggunakan alat bantu tali dalam pelaksanaannya.

Permainan dilakukan oleh dua orang, masing-masing peserta diberi satu buah tali yang kedua ujung tali sudah dibuatkan simpul sehingga nantinya masing-masing tangan iikat dengan tali. Lawan bermain juga diberikan tali yang juga sudah diberikan simpul dimasing-masing ujung.

Kelihatan Sederhana, tetapi jika tidak dikomunikasikan permainan ini akan sangat sulit dan tidak akan menemukan hasil. Namun sebenarnya permainan ini hanyalah butuh komunikasi antara peserta.

Filosofinya adalah, tali adalah sebagai sumber masalah, peserta harus mengkomunikasikan siapa yang memegang tali sebagai masalah yang harus dipecahkan, dan siapa sebagai pemegang tali yang bertindak sebagai solusi. Nah setelah sudah dikomunikasi kan peran masing-masing. Peserta yang memegang tali sebagai solusi akan melalukan tindakan, aturan mainnya adalah sebagai berikut :
  1. Ambil bagian tengah tali yang bertindak sebagai solusi.
  2. Bawa kepinggir kiri atau kanan tangan peserta yang memegang peran sebagai masalah.
  3. Masukan tali tersebut dari arah atas, lalu masukan lagi kesalah satu tangan tali yang bertindak sebagai masalah
  4. Tarik masing-masing tali, sehingga tali tersebut lepas
Terkadang dalam hidup ini, kita terlalu terfokus pada masalah masing-masing, tanpa mau mengkomunikasikan nya, alhasil sulit untuk menemukan solusi. Padahal dari permainan yang sederhana ini kita bisa mengambil pelajaran, bahwa masalah akan terselesaikan jika dua belah pihak mau berkomunikasi dan tidak mengedepankan ego masing-masing.

Sepertinya sepele, tapi tanpa komunikas yang baik, itu akan menimbulkan masalah yang besar.

Minggu, 10 Maret 2019

Rumput dan Persfektif yang berbeda


Terkadang dalam kehidupan ini ada begitu banyak hal terjadi yang tidak kita sukai dan tidak diinginkan. Bahagia dan sedih seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa terpisahkan dari setiap orang yang masih bisa bernapas didunia ini.

Jika rasa sedih hanya dilihat dari satu arah saja, maka sangat sulit sekali kita menemukan kata bahagia. terlalu terfokus pada rasa sedih dan mengkesampingkan kebahiagan-kebahagian yang telah ada disekitar kita adalah kegiatan yang sia-sia.

Mari sejenak kita merenungi dan beristirahat dari semua lelah, pernahkah kita berfikir bahwa kita adalah orang yang sangat beruntung??
Kenapa kita adalah orang beruntung?

Karena jika kita menghitung kenikmatan yang sedang kita pakai sehari-hari secara Cuma-Cuma? Mampukah?

Mulai dari pagi hari bangun tidur, apa yang pertama kali kita lakukan?? Tentunya adalah kita memerlukan oksigen untuk bernapas, nah oksigen ini adalah sesuatu yang sangat mahal harganya. Coba kita bandingkan diluar sana saudara-saudara kita yang sedang dirawat dirumahsakit, dengan biaya yang tidak sedikit untuk membayar satu tabung oksigen, dan berapa banyak tabung oksigen yang ia butuhkan sehari.

Setelah oksigen, mari kita liat ketubuh kita kembali, bersyukurlah bahwa kita masih memiliki mata yang sehat yang kita gunakan untuk melihat, diluar sana juga banyak saudara kita yang tidak seberuntung kita, yang tidak bisa melihat indahnya dunia.

Itu hanyalah sebagian kecil dan sebagian dari anggota tubuh yang nampak yang harus kita syukuri. jika kita telusuri lebih dalam lagi. Organ organ yang sangat penting dan mahal sekali yang juga kita gunakan secara gratis, Jantung, Ginjal, Hati, pernahkah kita berfikir jika organ-organ ini rusak,,kemana kita akan cari. Karena kita telah diberi masing-masing jatah oleh sang pencipta. Mari kita jaga dan kita rawat dengan hati yang penuh rasa syukur.


Sama halnya seperti objek dalam foto yang kebetulan saya ambil saat acara Outbound LPPM Unand di Malibo Anai Sumatera Barat (9/3/19).

Sekilas dalam foto yang menjadi objek hanyalah rumput yang tumbuh di jalan yang sama sekali tidak dianggap dan tidak sama sekalipun dilirik. Terkadang Oleh seorang petani rumput adalah tumbuhan yang harus dibasmi karena merusak tanaman yang sedang digarapnya.

aduh kasiannya sang rumput, jika dia mampu berbicara pasti ia akan membela diri “bahwa ia juga mahkluk tuhan yang punya hak untuk hidup”.
Alhasil, karena hanya melihat dari satu arah, rumput menjadi sesuatu yang sangat tidak berharga. Akan berbeda jika kita melihat dari sudut pandang yang lain.

Rumput akan bernilai sangat indah sekali dan berharga sangat mahal jika dia berada ditangan orang yang profesional. Dia tidak menganggap rumput adalah sesuatu yang harus dimusnahkan. Tetapi ia akan menjadikan rumput menjadi sesuatu yang sangat indah yang bisa dinikmati oleh banyak orang. Dengan segala upaya, keterampilan, kegigihan, dan kreatifitas, ide-ide sehingga rumput menjadi objek yang indah.

Nah dari analogi diatas, terkadang kita hanya melihat dari satu arah saja, tanpa mau melihat sesuatu dari arah yang berbeda. Terlalu mudah mengambil keputusan bahwa sesuatu itu tidak berharga. Yang berharga adalah yang sedang dirawat, dibina saja.

Tapi apakah kita sadar, kita hanya sedang terfokus pada diri sendiri tanpa mau peduli dengan orang luar. Rumput yang kita anggap tidak berharga, malah dilingkungan luar sana ia diistimewakan.

Dari analogi diatas semoga kita bisa belajar melihat dari dua sudut pandang yang berbeda. Bahwa semua orang yang diciptakan oleh sang pencipta adalah istimewa, setiap orang punya kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Jika kita dianugrahkan kelebihan, semoga bisa kita gunakan dengan sebaik-baiknya, tidak semena mena dengan kelebihan yang kita miliki. Berbagi dan berbuat baiklah, karena apapun yang kita lakukan akan dibalas sama, meski terkadang oleh orang yang berbeda.

Sebaiknya, atas kekurangan yang kita miliki, jangan berkecil hati, mari kita berusaha dan berikhtiar atas kekurangan semoga kita bisa mendapat solusi dari apa yang sedang kita alami.

Kamis, 07 Maret 2019

Bermimpi Besar (Big Dream)






Trilogi 5 Menara
(Novelis Asal Minang)
Peresensi : @hamsiah.h





Judul Buku : Negeri 5 Menara
Penulis : A. Fuadi
Penerbit : PT. Gremedia Pustaka Utama
Cetakan : Pertama Juli 2009, Kesebelas  April 2011
Jumlah halaman: 423

Judul Buku : Ranah 3 Warna
Penulis : A. Fuadi
Penerbit  : PT. Gremedia Pustaka Utama
Cetakan  : Pertama januari 2011, Keempat  Juli 2011
Jumlah halaman : 473

Judul Buku  Rantau 1 Muara
Penulis    : A. Fuadi
Penerbit  : PT. Gremedia Pustaka Utama
Cetakan : Mei 2013
Jumlah halaman: 401

Di buku pertama,,"Negeri 5 Menara", penulis banyak menceritakan kehidupan seorang alif Tinggal dan belajar banyak di pondok pesantren, tepat nya di pondok Madani,,yang berlokasi jauh sekali dari kampung halaman Maninjau, Sumatera Barat. Untuk Sampai di pondok Madani yang kala itu masih menggunakan transportasi darat,,alif kecil harus menempuh perjalanan selama tiga hari untuk sampai di provinsi Jawa Timur, tepatnya di Pondok Madani.

Alif yang cita cita nya adalah menjadi seorang insinyur, jelas menolak permintaan Amak (Ibu) untuk melanjutkan sekolah agama, ia merasa ilmu agama sudah cukup ia pelajari di madrasah Tsanawiyah (MTSN) atau setingkat SMP,,,,dia bahkan sudah punya rencana,,kelak setamat Madrasah Tsanawiyah ia akan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) bersama sahabat nya Randai akan belajar dengan gigih supaya kelak mereka di terima di kampus ternama ITB, kampus yang bapak BJ Habibie juga pernah belajar disana.
Namun,, semua rencana dan harapan alif,,harus kandas di jalan karena amak tetap bersikukuh bahwa alif harus melanjutkan sekolah agama,,amak berprisip "Amak ingin memberikan anak yang terbaik untuk kepentingan agama" (hal. 9).
Mogok pun dilakukan alif,,,mengurungkan diri dikamar berharap keputusan amak bisa berubah, namun hasilnya tetap NIHIL.
Sadar akan pepatah “Surga dibawah telapak kaki ibu” akhirnya alif menuruti permintaan amak,  dengan syarat, bahwa ia akan melanjutkan sekolah agama di luar Sumatera Barat....
....
Masuk ke pesantren dengan gampang tanpa perlu melewati tahap seleksi seperti sekolah umum adalah ekspektasi yang alif bayangkan. Namun diluar dugaan, ada dua ribuan orang anak yang datang ke Pondok Madani untuk mengikuti tes masuk bersaing untuk bisa menimba ilmu di PM. Dan hanya bisa diterima empat ratus orang siswa,,, persaingan yang ketat banyak yang akan didiskulalifikasi
Beruntung, saat pengumunan kelulusan alif diterima di Pondok Madani.  Suatu keberuntungan besar bisa di PM. di PM alif bertemu dengan sahabat-sahabat dari berbagai provinsi sebut saja Atang dari Bandung, Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Madura dan Baso yang kelak mereka menamakan diri Shahibul Manara artinya mereka sering belajar dan ngumpul dibawah Menara yang ada di Pondok madani . disini juga  mereka mulai membangun impian masa depan masing-masing.
Alif adalah sosok, yang menggambarkan awan-awan langit Pondok Madani sebagai Benua Amerika
Raja, yang memilika imajinasi lain menggambarkan awan-awan sebagai benua Eropa
Atang dan Baso punya juga punya imajinasi bahwa awan-awan itu merupakan bentuk Kontigen Benua Asia dan Afrika, Timur Tengah
Terakhir Said dan Dulmajid, mereka tetap cinta indonesia, dan menggambarkan awan-awan adalah Indonesia.
Kelak pada masing-masing impian yang mereka ucapkan di bawah menara PM berhasil mereka capai dengan cara masing-masing.
Dilanjutkan dengan novel kedua “Ranah 3 Warna”.
“Man Jadda Wajada” (Hal 40)
Adalah kalimat yang menjadi senjata paling ampuh yang selama alif menimba ilmu di Pondok Madani “Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil”.
Kalimat ini selalu di tanam dalam hati, bahwa yang bersungguh sungguh pasti akan berhasil.
Berada di PM tidak lah segampang seperti membalikkan telapak tangan, penegakan disiplin yang ketat, mengharuskan setiap siswa menaati semua peraturan yang telah dibuat. Di PM para siswa diajarkan untuk disiplin mulai dari hal yang sangat kecilpun hingga yang besar yang berujung dikeluarkan dari PM. Mulai dari bahasa sehari-hari, jam bangun, jam tidur, jam makan, apasaja jenis makanan, label nama yang juga harus di sematkan setiap hari. Dan masih banyak lagi peraturan lain. para siswa harus menggunakan bahasa inggris dan bahasa arab diwaktu yang telah ditetapkan.
Perlahan namun pasti alif yang sedari awalnya menolak untuk masuk pesantren dan hanya akan mencoba selama setahun akhirnya luluh dan menikmati selama menjadi santri di Pondok Madani.
Libur semester adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh santri yang ada di PM. Selama libur mereka bebas dari semua peraturan ketat Pondok, para santri juga diperbolehkan untuk kembali ke kampung halaman. Namun berbeda dengan alif dan Baso, mereka memutuskan untuk tidak pulang ke kampung halaman, bukan karena tidak ingin, namun kendala mereka ada pada uang saku yang dikirim dari kampung belum juga sampai saat liburan datang. Alhasil mereka memilih untuk tinggal di pondok.
Rencana berubah saat Atang mengajak keduanya untuk ikut liburan ke Bandung. Suatu momen yang belum pernah dirasakan sebelumnya oleh alif dan Baso, sesampainya di bandung Atang juga Alif dan baso ke mengunjungi ITB kampus yang selama ini diidam-idamkan.
Ternyata benar “Rizki Allah itu Luas, Allah memberika Rizki kepada siapa yang ia kehendaki”.
Alif dan Baso yang sebelumnya tidak punya uang saku, namun allah berkehendak lain, dibandung dengan bekal ilmu yang mereka peroleh dari PM, mereka di percaya mengisi sebuah ceramah agama di salah satu mesjid di Unpad, dengan penuh percaya diri Alif yang memeng jago berbahasa inggris memberika pidato dalam dengan penuh percaya diri.
Sementara baso, membawakan pidato dalam bahasa arabnya yang fasih.
Empat tahun berlalu, pertanda perjuangan para alif dan kawan seangkatan akan berakhir di PM, mereka harus mengikuti ujian akhir di PM. Selama menimba ilmu di PM karakter santri telah ditempa dan dibentuk menjadi seorang pemimpin.
“Setiap orang adalah pemimpin, tidak peduli siapapun paling tidak untuk mereka sendiri.
Para santri dilepas, untuk melanjutkan perjuangan demi masa depan yang mereka impikan.
Mereka telah diajari memahami arti kerja keras, seperti kutipan “ada dua hal yang paling penting dalam mempersiapkan diri untuk sukses, yaitu going the extra miles. Tidak menyerah dengan rata-rata. Lebihkan usaha, waktu, upaya, tekad dan sebagainya.
Resep yang kedua adalah tidak mengizinkan diri dipengaruhi oleh unsur dari luar, oleh siapapun, apapun, dan suasana bagaimanapun. Artinya jangan mau sedih, marah, kecewa dan takut karena faktor luar, kita lah yang berkuasa atas diri sendiri.” hal. 107
..........
lanjutan dari kisah alif kecil di pondok berlanjut pada buku kedua ini "Ranah 3 Warna".
Dalam buku ranah 3 warna, penulis lebih banyak menceritakan kisah hidupnya setelah tamat dari pesantren PM dan harus berjuang untuk masuk perguruan tinggi. Serta kisah  selama menjadi mahasiswa, bagaimana semangat, usaha dan ujian yang dialaminya. Yang kelak semua penderiaan itu akhirnya tebayar dengan prestasi yang diperoleh . Lengkap perjuangan bagaimana alif menjadi duta untuk indonesia di Amerika. Adalah Suatu mimpi yang besar yang diwujudkan alif bisa menjejekkan kaki di luar negeri.
Perjuangan alif tidak berhenti setelah menamatkan PM (Pondok madani), alif harus belajar lebih keras lagi karena pada masa itu, PM  tidak mengeluar ijazah seperti sekolah umum lainnya. Jadi alif tamat bukti legal yang sah untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Semangat pantang menyerah, membuat ia belajar sekuat tenaga ia punya kesempatan untuk mengikuti ujian persamaan SMA atau Paket C agar bisa ikut UMPTN (Ujian bersama masuk perguruan Tinggi Negeri). Segala usaha ia lakukan agar mampu mengejar ketertinggalan pelajaran SMA dari kelas X hingga XII. Ia pinjam buku Randai dan bertanya jika ada yang belum ia mengerti.
Usaha memang tidak pernah menghianati hasil, alif dengan usaha maksimalnya akhirnya berhasil melewati satu tantangan yaitu lulus mengikuti ujian persamaan. Paket C.
Perjuangan berlanjut, kini alif harus extra belajar lebih agar mampu bersaing diantara siswa pelamar yang juga merebutkan kursi untuk bisa kuliah di Universitas Favorit. Banyak yang meremehkan cita-cita alif untuk masuk Universitas karena mereka beranggapan bahwa tamatan pondok sulit untuk bersaing di UMPTN. Namun alif dengan kerja kerasnya membuktikan bahwa semua keraguan terhadap dirinya tidak lah benar. “Man Jadda Wajadda” Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
Kali ini alif harus mengubah haluan. Ia sadar ia keteteran untuk pelajaran hitungan. Jelas tidak mungkin jika harus kekeh ingin ke ITB, dengan berat hati keputusan memilih jurusan IPS adalah jalan satu-satunya agar bisa di terima di Perguruan Tinggi Negeri.
Hari yang ditungu-tunggu, akhirnya datang dengan pesaraan karuan deg degan, cemas, takut. Karena Hari ini adalah pengumunan hasi seleksi UMPTN. Karena pada masa itu infomasi masih sangat mahal harganya. Dan alat komunikasi belum secanggih sekarang. Alif harus menunggu koran dari kota untuk bisa melihat hasil dari UMPTN.
Tint...ting....
Hening seketika,,,,mata alif kesana kemari melihat nomor ujian yang ia simpan. Dan dengan senyum penuh bahagia ia menemukan satu nama yaitu “Alif Fikri”. Tanda nya ia sah di terima di Unpad di jurusan hubungan internasional.
Doa alif didengarkan oleh tuhan, mesikupun bukan di ITB, tapi di Unpad
Tuhan itu memberika sesuatu yang terbaik buat hambanya, yang lebih cocok, baik untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan datang. Karena kita tidak tau apa kejadian di masa depan yang terbaik untuk kita jalani. Hanya Tuhan lah yang kuasa atas itu semua.
Dulu di PM, ada Atang, Baso, Dulmajid, Said, dan raja yang menjadi shahibul menara
Kini di Unpad alif punya sahabat dekat Wira, Agam, Memet.
Pepatah ini memeng benar adanya “Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan” (Negeri 5 Menara, Hal xii)
Selama menjadi mahasiswa, alif aktif menjadi anggota majalah kutub , organisasi mahasiswa dibidang media. Bidang yang kelak mengantarkan si alif menjadi penulis terkenal seperti yang sekarang ini.
Bergabung Menjadi anggota majalah kutub, membuat alif harus melewati ujian terlebih dahulu dari dewan redaksi sebut saja Togar. Seorang mahasiswa yang sudah aktif menjadi Penulis. Ujian yang diberikan tidak tanggung-tangung. Di memberikan tugas kepada alif bahwa untuk bergabung menjadi anggota, maka malam ini juga alif harus menyiapkan berita kepadanya.
Wahhh,,gawat juga ya ini dewan redaksi..
Masa baru mau gabung, udah disuruh buat berita,,hanya semalam lagi.
Hmhmmmm, untung ya si alif saat di Pondok madani juga udah sering buat berita, jadi tidak kelabakan.
Teng,.,,teng
Alhasil setelah dengan perjuangan berat, dicoret beberapa kali oleh bang togar. Akhitnya alif mampu menyelesaikan tantangan membuat sebuah berita yang menarik. Sambil mengulurkan tangannya “selamat Bergabung Alif” semoga betah.
suatu ketika, sepucuk surat datang, itu surat dari amak mengabarkan alif harus pulang,,dengan segera alif bergegas pulang ke kampung.
Sesampainya di kampung, ternyata sang ayah sedang dirawat di rumah sakit, beberapa hari di kampung keadaan ayah berangsur membaik,,dan alif berencana kembali ke Bandung.
Namun tiba tiba suatu pagi yang mencekam, dingin, sunyi diiringi isak tangis dari amak...
‘alif...alif....liahatlah kondisi bapak” ucap amak
Dan ternyata tuhan punya rencana lain, ayah alif dipangiil oleh yang maha kuasa, kembali kepada pangkuannya.
Itu adalah momen dimana dunia terasa begitu kelam bagi alif yang baru saja kehilangan sang ayah, kini ia adalah satu satunya anak laki-laki yang bertanggung jawab di keluarganya. Sempat terfikirkan oleh alif bahwa ia kan berhenti kuliah dengan alasan akan membatu amak mencari uang untuk biaya hidup dan sekolah adik adiknya.
Namun, amak tidaklah rela kalau alif harus berhenti kuliah, alif harus menyelusaikan kuliah agar bisa mengubah kehidupan ia dan adik-adiknya diasa yang akan datang.
Kembali ke Bandung dalam suasana masih berduka, dalam kesedihannya ia ingat kata-kata “Wahai anakku, latihlah diri kalian untuk selalu bertopang pada diri kalian sendiri dan Allah” segala hal dalam hidup ini tidak abadi. Semua akan pergi silih berganti, kesusahan akan pergi kesenangan akan hilang akhirnya hanya tinggal urusan kalian sendiri dengan Allah” (Ranah 3 warna, Hal 101)
Semenjak kepergian ayahnya, otomatis alif tidak berani meminta lebih kepada amak untuk belanja bulanan, bahkan kadang uang yang dikirim sering kurang. sering kali untuk menghemat biaya, bangun pagi pagi alif bersama asto pergi ke dapur berharap masih ada sisa  nasi semalam, walau hanya tinggal keraknya saja, lumayan untuk mengganjal perut sampai siang.
Untuk bertahan hidup di rantau serta menahan gengsi alif melakukan apa saja pekerjaan yang penting halal untuk menambah uang saku. Ia menjajakan bordir kerangjang milik makuo randai setiap ada arisan ibu ibu, rapat, dan pertemuan lain. Sambil menjajakan produk dari Wira door to door.
*
Sadar, apa yang ia lakukan sekarang tidak sesuai dengan passion, alif memutar haluan kali ini ia harus serius, ia harus menjadi seorang penulis, dan akan mencoba memasukkan tulisannya ke media koran.
Berkali kali di tolak, berkali kali dia coba “Man jadda Wajada”
Alhasil setelah beberapa kali mencoba,,usaha alif berhasil. Tulisan ia dimuat di media koran yang terbit (waaahhhh perjuangan alif disini keren banget, untuk cerita detailnya silakan baca di bukunya langsung ya....)
“teguhkan hati untuk terus berjuang. Selesaikanlah apa yang ananda mulai” (R3W.hal 130)
“anak-anakku... dalam menjalani hidup, ananda pasti menghadapi banyak problrmatika kehidupan yang kadang terasa sangat berat, namun ananda janganlan sampai putus asa karena putus asa adalah penyakit yang menggagalkan perjuangan, harapan, dan cita-cita. Dekatkan diri dengan Allah selalu mohon hidayah dan taufiknya
Maka berbuatlah, berfikirlah, bekerjalah semaksimal mungkin menuju kesempurnaan” (dikutip di Ranah 3 Warna Halaman 132)
Semangat alif mulai pulih, dengan menulis ia terus melejit mengepakkan sayap impian dan kini ia mengikuti selesi menjadi duta muda bangsa ke beberapa negara ASEAN. melewati berbagai tahapan, akhirnya alif dinyatakan lulus sebagai Duta Asean, mereka akan pergi ke Amerika. Ini adalah impian alif untuk bisa menginjakkan kaki di Luar negeri. Satu mimpi alif telah tercapai.
Liahatlah kini mimpi  di bawah menara Pondok madani telah terukir. Awan-awan yang dulu hanya imajinasi benar benar terjadi.
Allah kuasa atas semua rencana, allah punya seribu cara untuk mengabulkan setia doa.

Senin, 04 Maret 2019

Maafkan semua yang telah terjadi, semua akan berlalu

Resensi Buku :
Judul : Anak Rantau
Penulis : Ahmd Fuadi
Penerbit : PT. Falcon
Cetakan : Pertama, Juli 2017
Tebal : 382 halaman
ISBN : 978-602-60514-9-3
Peresensi : @hamsiah.h


Buku ini ditulis Ahmad Puadi, penulis yang sebelumnya telah melahirkan buku Best Seller “Trilogi 5 Menara” yaitu negeri 5 menara, Ranah 3 Warna, Rantau 1 Muara. Sebaimana buku sebelumnya karya Ahmad fuadi kali ini juga sukses menarik minat pembaca untuk memilikinya. Maka tidak salah jika kemudian buku anak rantau ini banyak diminati.

Dalam buku ini Ahmad Fuadi berhasil mengajak para pembaca terhanyut dari kisah yang ditulisnya, antara hubungan rantau-kampung, luka-obat, dendam-rindu, serta kekuatan memaafkan dan melupakan.

Lewat buku ini secara tidak langsung, Ahmad Fuadi juga mengkisahkan adat istiadat minang kabau, pendidikan dengan sistem kembali ke surau.
Dahulu sekali, anak-anak laki-laki minang, menuntut ilmu tidak hanya disekolah, pulang sekolah mereka ke surau untuk menuntut ilmu agama, dan menginap bersama teman-teman sebaya. Pulang kerumah hanya sekedar untuk makan. Cara ini terbukti banyak para cendikiawan yang lahir dari ranah minang tercinta. Sebut saja M. Hatta seorang pejuang Republik Indonesia, Letnan Kolonel Ahmad Husein. Buya Hamka seorang penulis yang karyanya masih hidup sampai saat ini. Dan masih banyak lagi.

Selama proses belajar di surau, Malam hari nya mereka dilatih seni bela diri khas minang yaitu Silek
Kisah bermula, ketika kehidupan Hepi seorang anak Jakarta berketurunan Minang. Yang terpaksa dititipkan oleh ayahnya ke kampung halaman guna menghindari pengaruh pergaulan hidup diperkotaan. Maklum saja ketika itu martiaz ayah nya hepi adalah seorang singgel parens  yang harus mengurus hepi beserta kakaknya, juga mengurus usahanya dibidang percetakan yang super sibuk sehingga waktu untuk merawat hepi agak tersita.
Khawatir dengan perkembangan hepi, ayah mengajak Pulang ke kekampung menghabiskan waktu liburan, tentunya menjadi momen setiap anak usia hepi  melepaskan hiruk pikuk dikota namun siapa sangaka sang ayah tanpa kompromi menitipkan hepi sementara tinggal di kampung bersama kakek dan nenek.

Memon ini menjadi pertanyaan besar bagi hepi
Kenapa saya ditinggalkan, apakah ayah tidak sayang kepada saya???
Pertanyaan ini selalu menjadi dendam bagi hepi,
Dendam yang ia sendiri juga tidak mengerti,,yang jelas dia berusaha keras mengumpulkan uang untuk membeli tiket agar bisa kembali ke Jakarta.
Konflik ini akan mengiringi pembaca dalam judul Anak Rantau ini.
Hepi adalah sosok anak laki-laki yang hebat, namun diawal membuat dia kesulitan menyesuaikan suana dipesedaan, untungnya ada sahabat yang selalu menjadi teman dan tim yang solid bagu hepi, Attar dan Zen.

Bagian yang paling membuat pembaca hanyut dalam cerita ini adalah ketika hepi nekat dengan ide nya untuk pergi kerumah tua, untuk minta bantuan agar bisa diajari mencetak uang, agar bisa membeli tiket buat pulang ke Jakarta. yang oleh masyarakat tidak ada yang berani memasuki rumah tua tersebut. Karena terlihat angker dan misterius yang dihuni oleh Paduka Lamo. juga telah dibumbui oleh gosip-gosip masyarakat yang tidak baik terhadap menghuni rumah tua tersebut.
Hepi dengan keberaniannya dan rasa penasarannya mengajak Attar dan Zen membuat sebuah misi untuk masuk kerumah  yang disebut warga angker itu.

Dipertemuan awal hepi dengan sang kakek bernama Paduka Lamo, masih dengan suasana tegang. Kakek yang selama ini diasingkan oleh warga dan sering dijadikan kambing hitam jika ada kerusuhan warga. Pertemuan pertama hepi tidak memperoleh jawaban dari maksud ia datang ke rumah tua tersebut.

Setelah pertemuan ketiga hepi memberani kan diri megutarakan maksud dan tujuannya bertemu kakek Paduka Lamo, yakni ingin mengetahui bagaimana cara mencetak uang.
Namun apa yang didapati hepi??
Sang kakek membawa hepi kesebuah ruangan rahasia. Disana kakek menunjukkan kepada hepi bahwa disinilah mesin pencetak uang yang ia miliki. Diruangan itu kakek menunjukkan kepada hepi sebuah mesin ketik dan rak rak buku banyak.
Ternyata sang kakek adalah seorang penulis, yang menghasilkan banyak karya lewat tanggannya.
Dari sang kakek inilah hepi banyak mempelajari ilmu spritual
Seperti dikutip dalam halaman pada buku ini

“Bagaimana sedih dan merasa terbuang itu melemahkan, bagaimana terlalu berharap kepada manusia dan makhluk itu mengecewakan. Jadi kalu merasa ditinggalkan, jangan sedih. Kita akan selalu ditemani dan ditemukan oleh yang lebih penting dari semua ini. Jagan takut sewaktu menjadi orang terbuang. Takutlah pada kita yang membuang waktu.  (Hal 255)
Kalaulah kita mengambil makna dari kalimat diatas, sungguh suatu makna yang sangat dalam, dibuang dan ditinggalkan itu sangatlah menyedihkan, namun yakinlah semuanya akan berubah akan datang dimana semua kesedihan akan berlalu.

Freud dalam buku Jangan Lupa Bahagia mengatakan “suatu hari, ketika kita mengingat masa lalu, tahun-tahun yang penuh jerih payah akan berubah menjadi tahun-tahun yang paling indah”.
Kita memang tidak bisa mengubah masa lalu, namun masa depan kita masih punya kesempatan untuk diperbaiki Merdekakan jiwa, merdekakan fikiran, dari penjajahan pribadi yang kita buat sendiri-sendiri, dari amarah dan dendam
Maafkan, maafkan, maafkan
Lalu lupakan.

Membaca novel ini, kita akan dihadapkan pada petualangan hepi yang berani, cerdas.
Kecerdasannya patut diacungi jempol meski hepi dibesarkan tanpa sosok seorang ibu dalam hidupnya. Novel ini menggagas tentang kegigihan yang dipadukan dengan kisah persahabatan, melepaskan dendam, meaafkan, serta kerinduan. Membuat kita seperti melihat langsung dalam kehidupan sehari-hari.
Hanya saja dibagian awal novel ini agak sedikit membosankan, karena alur masih susah untuk dimengarti. Baru setelah beberapa bab alur cerita mulai kelihatan.
Namu terlepas dari seua kekurangan, novel ini banyak mengajarkan untuk tidak memiliki dendam, karena dendam akan melukai diri sendiri

Minggu, 03 Maret 2019

Menebar Kebaikan bersama Adik-adik Panti Asuhan

Alhamdulillah,,hari ini kami Tim RFC  (Relawan For Charity) Padang kembali menyerahkan donasi berupa 10 Set komputer,,

Ini adalah penyerahan donasi yang ketiga,,
1. Donasi pertama sudah diserahkan berupa bahan sembako, keperluan sehari-hari panti
2. Penyerahan berupa donasi yg dititipkan oleh donatur, baik pakaian, Al-Qur'an, dan lain sebagainya, bahan bangunan berupa triplek, dll
3. Penyerahan donasi berupa 10 set komputer.


Merasa sungguh bahagia bisa menjadi bagian dari kebahagiaan adik adik di panti kali ini kami menggalang donasi untuk adik di Al-Falah,,(Panti ini berlokasi di Belakang TVRI aia Pacah).




Alhamdulilah,, dengan kuasanya allah,, semenjak 16 Januari 2019 setelah disurvei kelokasi, bertubi-tubi donatur yang berdatangan,yang tersentuh hatinya untuk berbagi. Mudah banget bagi Allah membolak-balik semua keadaan.
Beberapa cerita dari pengurus panti, Sangat speacless, adalah cerita tentang panti yang mereka huni sekarang tidak semua berstatus hak milik, hanya sebagian kecil yg sudah hak milik, selebihnya masih ngontrak, dan sebagian ada yg masih dalam tahap pelunasan. Subhanallah dengan izin dan kuasanya Allah, tanah yg semula ditargetkan lunas 
Tiga bulan kedepan, mudah bagi Allah melunasi ny dalam 15 hari

Ini adalah kutipan dari pengurus panti "Alhamdulillah , janji Allah maha benar,, kita berjanji untuk melunasi  pembelian tanah kita seharga Rp.325.000.000. selama 3 bulan , namun jika Allah berkehendak cukup 15 hari saja,, pagi tadi datang Hamba Allah (Bapak Rizal &dan Ibu Ning Rizal) dari Jakarta ,, beliau lunasi tanah yang kita beli sisanya seharga 170 juta... ,Alhamdulillah 325 juta Sdh lunas,..  Dan berikutnya kita akan bebaskan lokasi ke dua seluas lebih kurang 600 M2... Mohon do'a dan restu kita semua. Amiin" ini adalah sepenggal dari chat pengurus panti.

Berasa benar-benar, diberi petunjuk bahwa janji Allah itu pasti, pertolongan Allah pasti datang. 

Membaca dan memahami merenungi kembali kisah ini, kadang membuat hati lebih tenang, bahkan dalam Al-Qur'an Allah juga sudah nyatakan saat dalam keadaan terpuruk dan sulit, minta lah pertolongan Allah, allah pasti memberikan pertolongan dari arah yang tidak disangka sangka,  Q.S Al-Baqarah 154 :

Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
yaaa ayyuhallaziina aamanusta'iinuu bish-shobri wash-sholaah, innalloha ma'ash-shoobiriin

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153)

Jadi, jika saat ini ada yang lagi ngerasain sedih, banyak masalah berdatangan, sedih saat ditinggalkan, jangan risau dekati alllah, Mungkin allah sedang rindu karena kita melupakan nya, dan karena Allah sayang kesetiap hamba-nya allah sedang menyelamatkan kita dari cinta yg salah,. Atau mungkin Allah sedang memberi tahu bahwa yg  kita  lakukan  itu salah,,mari sama-sama introspeksi diri,, kekuasaan Allah itu luas. Pertolongan Allah pasti datang. Jangan lama-lama terpuruk dimasa lalu. Bersemangat lah demi masa sekarang dan masa depan. 

Yang berlalu biarlah berlalu, semua itu adalah pelajaran, dan setiap orang punya masa lalu masing-masing, berdamai dengan masa lalu,, insyaallah diganti dengan yang lebih baik.

Kembali ke cerita RFC Padang, Bergabung menjadi relawan, memberikan kebahagiaan tersendiri. Memancarkan energi positif, ikut merasakan bahagia bersama mereka yg juga bahagia. 

Dan terakhir Alhamdulillah,, semua donasi yang kami terima, insyaallah sudah kami salurkan, terimakasih atas kepercayaan bapak/ibu donatur kepada RFC, insyaallah next projects kita bisa akan berusaha berbuat kebaikan, menebar kebahagiaan buat saudara saudara kita diluar sana, 

Karena sesungguhnya kebahagiaan yang sebenarnya adalah saat kita berbuat baik kepada org lain,,maka saat itu juga kebahagiaan itu tidak bisa diukur dengan apa apa. 

Semoga kita semua diberikan umur yang berkah biar bisa berbuat lebih banyak lagi, masih banyak hal besar yang bisa kita lakukan.

Bahagia banget liat senyum adik adik dipanti,,coba deh bagi ingin ngerasain bahagia yg berbeda,, luangkan sedikit waktu mengunjungi mereka-mereka yang diluar sana tidak seberuntung kita, mereka yg memerlukan uluran tangan kita,, betapa mereka bahagia saat ada yg datang membantu. Membantu tidak saja diukur dengan materi. Berbagi bisa dengan berbagi ilmu, berbagi semangat, apapun yng bisa kita lakukan selagi itu baik. 



Sedikit cerita dalam penggalangan dana RFC untuk pabti Al-Falah
Sampai jumpa dicerita selanjutnya,, semoga masih diberikan kesempatan berbagi kebahagiaan
#rfcpadang
#relawanforcharity
#donasi_panti
#2019